Malang – Ekonomi Syariah UMM mengadakan kegiatan rutin dwi pekanan, Ngaji Ekos. Ngaji Ekos pada Kamis (02/05/19) kali ini mendatangkan bapak Arif Hoetoro, seorang pakar Ekonomi Islam sekaligus dosen Universitas Brawijaya Malang. Ia memaparkan dengan secara detail mengenai nilai-nilai mendasar dalam ekonomi islam.
Ia menjelaskan bahwa munculnya ekonomi islam pada awal mulanya ialah lantaran keresahan para ekonom muslim yang mempelajari ilmu ekonomi konven, karena sebagai seorang muslim segala seluk-beluk kehidupan harus bernilai Islami. Tidak terkecuali dengan kegiatan ekonomi yang tidak lepas dari kehidupan seseorang.
Ia juga mengatakan bahwa ekonomi konvensional pada era sekarang telah berkembang pesat pada sisi akademisnya, namun ekonomi islam masih belum mampu berkembang secara akademis. Lantaran ekonomi konven sudah memiliki bentuk-bentuk metodologi yang bisa diterapkan. Akan tetapi ekonomi islam masih dalam tatanan normatif yang belum mampu dibuktikan secara empiris.
Kekurangan lainnya pada Ekonomi Islam ialah belum adanya para ekonom yang mampu menghasilkan teks book atau teori untuk diterapkan pada kalangan luas secara internasional. Sedangkan produk ekonomi islam baru dikenal sekarang, padahal itu merupakan sesuatu yang sudah lama ada seperti halnya wakaf yang telah diterapkan Universitas Al-Azhar Kairo selama ratusan tahun hingga saat ini.
Saat ini ilmu ekonomi Islam belum mapan atau kuat untuk menjadi suatu disiplin keilmuan (science), namun masih dalam tahapan pengetahuan (knowledge). Menurut Arif Hoetoro, sarat pengetahuan (knowledge) menjadi suatu disiplin keilmuan (science) ada empat: 1) Subject Method. 2) Metodologi yang mapan. 3) Harus ada Teori, dan 4) Akumulasi Pengetahuan.
Jadi tugas para ekonom islam saat ini adalah membangun ekonomi islam secara akademis (Body of knowledge, science, Islamic Economic). Sehingga menjadi tugas utama para akademisi serta mahasiswa ekonomi islam ialah memaknai kembali ekonomi yang ada ke dalam ekonomi islam.
Wallahu a’lam.
(rif_lq)