Malang - Dewasa ini generasi milenial menjadi perhatian di banyak kalangan. Generasi milenial sendiri adalah mereka yang lahir antara tahun 1985 sampai 2000-an awal. Generasi ini adalah generasi yang hidup di mana teknologi berkembang pesat sehingga dalam mengupayakan suatu hal cenderung mudah dan instan. Untuk mempersiapkan mental dan pengetahuan kaum milenial maka hari Rabu (10/04/19) diadakanlah acara One Day Seminar dengan tema Peran dan Tantangan Pemuda Di Era Generasi Milenial. Acara tersebut diselenggarakan melalui kerjasama antara PHK2I (Perkumpulan Honorer Kategori 2 Indonesia) Malang Raya, PGN (Perusahaan Gas Negara), dan FAI (Fakultas Agama Islam).
Acara ini dihadiri oleh siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Malang Raya. Peserta yang hadir merupakan siswa-siswi kelas XII yang baru saja meyelesaikan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Peserta yang baru meyelesaikan UNBK saat ini tentu saja sedang dalam proses berpikir tentang apa yang harusnya dilakukan setelah mereka dinyatakan lulus dalam UNBK. Seminar ini diharapkan mampu mengarahkan siswa-siswi SMK ini untuk sadar tentang passion yang mereka miliki sehingga tahu tentang apa yang harus mereka lakukan kedepannya.
Peserta dalam acara ini adalah sekitar 116 orang. Peserta berasal dari beberapa sekolah berbeda. Peserta yang hadir mendapat fasilitas dari panitia berupa seminar kit, snack, dan makan siang. Acara One Day Seminar ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang. Lebih tepatnya di Gedung Kuliah Bersama (GKB) VI lantai 9, di aula B.
Acara dimulai sekitar pukul 14.00 dengan diawali oleh acara pembukaan yang diisi dengan doa untuk kelancaran acara, sambutan oleh ketua panitia, dalam hal ini bapak Arie Soeliso S.Pd (praktisi pendidikan). Dalam penyampaianya ia menyampaikan bahwa siswa haruslah terus berpikir kemajuan untuk dapat memajukan Indonesia, karena masa depan bangsa ada di tangan siswa. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan Prof. Dr. Tobroni, M.Si (Dekan Fakultas Agama Islam UMM) sekaligus membuka acara seminar secara resmi.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi yang dilakukan oleh tiga orang pemateri dan didampingi oleh bapak Tanzil, sebagai moderator. Materi pertama disampaikan oleh Bapak Taufiq Shaleh Saquanto. Sebagai seorang Garbage Designer sekaligus owner Hotbottle Company, ia menjelaskan materi dengan interaktif. Dalam penyampaiannya, beliau mengibaratkan kaum milenial atau generasi Z secara umum hidup di bawah kemuduhan teknologi sehingga memiliki mental yang kurang kuat dalam menyalani hidup. Dalam hal ini, beliau mengibaratkannya dengan buah strawberry yang manis namun cepat busuk. Kaum milenial dan generasi Z memiliki banyak kemudahan yang bisa diperoleh secara instan, namun sekali dihantam permasalahan akan cepat patah semangat.
Bapak Taufiq dalam materinya mengajak peserta untuk dapat menantang diri mereka untuk membuat perusahaan tanpa uang. Beliau menyampaikan bahwa dalam berwirausahan harus mampu memaksimalkan peluang. Serta hal yang harus diingat adalah modal usaha besar dalam berwirausaha adalah jujur. Sebagai seorang pengusaha yang memulai bisnisnya dari “memulung” pemateri yang menyebut dirinya pemulung ini menyampaikan prestasi apa saja yang telah ia torehkan selama menjadi pengusaha. Penyampai materi ditutup dengan demo pembuatan miniatur “Harley Davidson” dari sebuah botol plastik dan cat semprot dalam waktu lima menit. Miniatur itu kemudian dilelang langsung dalam seminar ini. Dalam lelang ini, miniatur tadi terjual dengan harga Rp. 210.000,-. Pemateri di sini membuktikan bahwa sampah plastik dengan Rp. 500,- atau bahkan yang dapat kita jumpai dimana-mana dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai besar dengan kreatifitas.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak M. Nurul Humaidi, Wakil Dekan 3 Fakultas Agama Islam UMM. Diawal penyampaiannya, ia menyinggung sedikit tentang pemateri sebelumnya. Beliau menyebut Pak Taufiq sebagai “orang abnormal” karena mampu mengubah sampah plastik menjadi barang yang berharga. Dalam materinya ia menyampaikan tiga hal penting bagi generasi muda, yakni pertama menjadi agen of change yang harus mampu menjadi pemimpin yang membawa kearah yang lebih baik. Kedua menjadi inovator yakni dengan menciptakan sesuatu yang baru dan kreatif. Dan ketiga adalah menjadi promotor. Di akhir materinya, beliau menyampaikan bahwa “pemuda harus gila, gila dalam menciptakan inovasi-inovasi baru”.
Materi ketiga disampaikan secara singkat dan padat oleh bapak H. Totok Daryanto S.E yang merupakan wakil ketua legislasi DRI RI. Dalam penyampaiannya, beliau menyampaikan bahwa dalam berpikir seorang pemuda janganlah hanya berpikir linear, melainkan harus bercabang-cabang untuk dapat menciptakan sebuah inovasi.
Setelah penyampaian materi oleh ketiga pemateri, dibuka sesi tanya jawab oleh moderator. Peserta terlihat antusias dalam tanya jawab, terlihat dari banyaknya peserta yang mengangkat tangan saat sesi tanya jawab dibuka. Namun karena keterbatasan waktu hanya dipilih tiga orang penanya. Ketiga penanya, mengarahkan pertanyaannya kepada Bapak Taufiq. Pertanyaan yang diajukan peserta antara lain: 1) Apa motivasi dan terinspirasi dari mana kah inovasi yang dilakukan bpk. taufiq?; 2)Mitos atau fakta milenial adalah generasi yang instan namun b?; 3) Yang mana yang harus didahulukan pilihan orang tua atau pilihan sendiri. Pertanyaan yang diajukan peserta ini dijawab dengan lugas oleh pemateri. Sesi tanya jawab diakhiri dengan pemberian hadiah untuk dua orang penanya terbaik oleh pemateri yang berupa buku karangan beliau sendiri dan uang tunai Rp. 100.000,-.
Acara ini diharapkan mampu menggugah kreatifitas para siswa agar siap menghadapi era milenial yang penuh dengan tantangan serta persaingan. Sehingga para siswa mampu bersaing dengan sehat guna memajukan Indonesia ke erah berkemajuan.
(/firdaningsih)